Pruitt-Igoe adalah sebuah kompleks perumahan di St. Louis, Missouri, yang menjadi ikon kegagalan pembangunan perumahan di Amerika Serikat pada pertengahan abad ke-20. Sejarah dan latar belakang kompleks ini menciptakan mitos tentang kegagalan desain perumahan yang kemudian merubah pandangan terhadap urbanisasi dan perencanaan kota.
Latar Belakang Pruitt-Igoe
Pruitt-Igoe dibangun pada tahun 1954 sebagai bagian dari program perumahan publik pascaperang yang ambisius. Kompleks ini terdiri dari 33 bangunan yang dirancang oleh arsitek Minoru Yamasaki, yang juga merancang World Trade Center di New York City. Nama “Pruitt-Igoe” merujuk pada dua tokoh terkemuka di St. Louis: Wendell O. Pruitt, seorang pilot Tuskegee Airmen yang tewas dalam Perang Dunia II, dan William L. Igoe, seorang politikus yang menjabat sebagai anggota Kongres Amerika Serikat.
Desain dan Struktur
Pruitt-Igoe awalnya dianggap sebagai kemajuan arsitektur modern dan representasi visi masa depan perumahan perkotaan. Dengan apartemen yang tinggi, modern, dan dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas umum, kompleks ini diharapkan dapat menyediakan tempat tinggal yang layak bagi warga kota yang kurang mampu.
Kegagalan dan Mitos
Namun, seiring berjalannya waktu, Pruitt-Igoe mengalami kemunduran yang dramatis. Faktor-faktor seperti kurangnya perawatan, masalah keamanan, dan ketidakseimbangan sosial-ekonomi menyebabkan kompleks ini menjadi tempat yang tidak aman dan tidak layak huni. Pada tahun 1972, pemerintah memutuskan untuk merobohkan Pruitt-Igoe, hanya 18 tahun setelah pembangunannya.
Kejatuhan Pruitt-Igoe menciptakan mitos bahwa perumahan tinggi dan modernisasi adalah penyebab langsung kegagalan. Padahal, sejumlah faktor kompleks seperti perubahan sosial, ekonomi, dan administrasi yang kompleks ikut berkontribusi pada kehancuran Pruitt-Igoe.
Dampak dan Pembelajaran
Kejatuhan Pruitt-Igoe memberikan pelajaran berharga dalam perencanaan kota dan perumahan. Ini mengingatkan bahwa pembangunan perumahan tidak hanya tentang struktur fisik, tetapi juga mengenai faktor-faktor sosial dan ekonomi yang mempengaruhi keberhasilannya. Mitos Pruitt-Igoe telah memicu perdebatan seputar perancangan perkotaan yang berkelanjutan dan kebijakan perumahan yang lebih baik.
Kesimpulan
Pruitt-Igoe tidak hanya menjadi situs bersejarah yang menandai kegagalan proyek perumahan, tetapi juga sebuah simbol untuk memahami kompleksitas urbanisasi. Sebagai catatan penting dalam sejarah perencanaan kota, mitos Pruitt-Igoe mengajarkan kita untuk melibatkan aspek sosial, ekonomi, dan budaya dalam merancang perumahan perkotaan agar dapat menciptakan lingkungan yang berkelanjutan dan inklusif.